Proses pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan kita alami di masa remaja ini.

Salah satu bentuknya, kita mulai senang gaul, berkelompok serta kenalan dengan orang-orang baru. Sayangnya, kawan tak selamanya sip. Dia atau mereka bisa jadi musang berbulu domba.Sebagai remaja, banyak sekali tekanan yang kita hadapi dari teman sebaya. Tekanan ini bisa berupa ajakan, rayuan, bahkan paksaan, untuk ikut atau melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak ingin kita lakukan atau menurut kita tidak sepantasnya dilakukan. Ajakan, rayuan, dan paksaan tadi biasanya disertai dengan iming-iming atau janji apa yang akan kita peroleh bila kita mau melakukannya, atau bahkan ancaman bila kita menolaknya. Menghadapi hal ini, banyak di antara kita yang tidak berani atau ragu-ragu untuk berkata "tidak" karena berbagai alasan, antara lain: takut tidak punya teman, takut dimusuhi atau takut dianggap enggak cool. Ajakan untuk merokok, minum alkohol atau menggunakan NAPZA kita ikuti karena ingin menjaga kekompakan dan takut dibilang banci.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memilih teman karena banyak di antara mereka yang dapat membawa kita ke hal-hal yang tidak baik. Pengaruh teman memang sangat kuat, bahkan kadang lebih kuat dari pada keluarga sehingga ketika teman mencoba memberi atau mengajak coba-coba minum minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang kita cenderung mengikutinya tanpa sadar akibat yang akan menimpa diri kita. Padahal, enggak cuma teman kita yang bisa mempengaruhi kita, kita pun bisa mempengaruhi mereka untuk menghindari perbuatan yang merugikan dan mengajak mereka untuk berbuat ke hal-hal yang positif.
Memang tidak gampang, sih. Pengaruh negatif biasanya jauh lebih mudah diikuti daripada positif. Tapi bisa kok kita mulai dari hal-hal kecil, misalnya daripada uang buat beli rokok atau minuman keras mendingan buat nonton ramai-ramai yang enggak kalah seru.
Bersikap asertif
· Untuk mencegah dampak negatif dari pergaulan dengan teman sebaya, kita perlu menumbuhkan sikap asertif
Artinya kita harus mampu mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merugikan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan positif dan negatif serta percaya diri.
Masih banyak remaja yang khawatir bersikap asertif karena takut dianggap tidak sopan, arogan, atau melukai perasaan orang lain. Padahal, sikap asertif tidak sama dengan sikap agresif. Bersikap asertif adalah bersikap tegas yang dilakukan dengan sopan dengan maksud untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapat tanpa bersikap agresif atau defensif. Seseorang yang asertif tidak menyerang atau bersikap menghakimi orang atau pendapat orang lain itu.
Sikap asertif perlu kita kembangkan agar kita mempunyai kontrol diri dan mempunyai kemampuan mengatakan “Tidak..!” tanpa merasa bersalah dalam menolak ajakan teman untuk hal-hal yang negatif . Kita kadang tidak bisa atau merasa tidak enak untuk menolak ajakan teman dengan alasan menjaga hubungan pertemanan.
Banyak aspek dalam bersikap asertif, salah satunya adalah bagaimana mengatakan “tidak” dan tetap konsisten. Sering kali kita menjawab “tidak” dengan malu-malu untuk mengatakan “Ya”, atau sebaliknya, mengiyakan sesuatu yang sebetulnya berlawanan dengan keinginan kita. Semakin sering kita bersikap demikian, makin sering orang salah mengerti maksud kita. Sehingga, pada saat kita berkata “tidak” dan memang yang kita maksudkan adalah tidak, lawan bicara kita akan tetap berpikir bahwa jawaban kita sebetulnya adalah.
Salah satu alasan mengapa seseorang sulit mengatakan tidak ketika dibujuk untuk berbuat sesuatu adalah karena rendahnya rasa percaya diri. Seseorang yang rasa percaya dirinya rendah akan merasa enggak pede dan takut kalau dikeluarkan dari gengnya sehingga mau melakukan apa yang diminta oleh temannya tanpa berpikir lebih jauh. Sedangkan mereka yang pede-nya tinggi tidak menemui kesulitan untuk menolak hal-hal yang tidak diinginkannya.
Ayo bilang tidak
· Kita sebaiknya mulai belajar memberanikan diri untuk berkata “tidak” terhadap NAPZA.
Sebab, hal itu akan membantu kita merasa lebih nyaman untuk mendapatkan apa yang sebetulnya kita inginkan (atau tidak menjadi korban karena melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan). Perlu diingat kalau kita tidak berani berkata “enggak”, maka kita sendiri yang akan menanggung konsekuensi dari perbuatan itu. Ingat, kita bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri dan keputusan yang kita buat. Jadi, walaupun kita melakukan sesuatu karena terpengaruh oleh orang lain, kita tidak bisa meminta orang lain itu untuk bertanggung jawab atas akibat dari tindakan kita. Contohnya, kalau kita menggunakan NAPZA karena pengaruh teman kita, lalu kecanduan, lalu sakaw, lalu harus rehab dengan biaya selangit, maka semua itu kita dan keluarga yang menanggung, bukan si teman. Iya, kan?
Nah, sudah waktunya bagi kita untuk bersikap tegas. Sebetulnya kemampuan untuk bersikap tegas terletak pada kekuatan pribadi kita, yaitu kekuatan untuk mengatakan ya atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kalau kemauan kita jelas dan bisa mengungkapkannya dengan tegas, maka kita tidak lagi mudah menjadi korban karena orang lain mengerti apa keinginan kita sehingga tidak seenaknya dengan kita.
Kita perlu meningkatkan kemampuan untuk:
· Bersikap tegas tapi sopan untuk tidak menerima ajakan atau tawaran menggunakan obat-obatan terlarang. Yakinkan pada diri kita kalau menggunakan NAPZA akan merugikan dan merusak masa depan kita.
· Katakan dengan jujur bagaimana perasaan kita. Jangan berbohong atau mengarang-ngarang alasan mengapa kita tidak dapat melakukan hal itu.
· Tunjukkan pada teman kita kalau kita masih menyukainya hanya tidak mau ikut-ikut melakukan hal yang menurut kita tidak pantas.
· Usulkan untuk melakukan hal lain yang juga bisa menyenangkan untuk dilakukan sebagai gantinya. Misalnya, ajak dia main video game, nonton, atau berenang.
· Kalau teman itu tetap berusaha mengajak kita, segeralah pergi menjauh tanpa berkata apa-apa lagi.
· Kita harus juga bersiap-siap kalau dijahui oleh teman kita walaupun kita sudah berusaha bersikap manis.
Kata-kata penolakan harus dipilih hati-hati jangan sampai menimbulkan kesombongan yang menyebabkan “ketersinggungan berlebihan” sehingga membuat teman kita malah makin penasaran untuk membujuk dan menaklukkan kita. Seperti, ih... saya sih enggak mau mati konyol karena kalian! Hubungan kita dengan teman- teman kita terpulang pada diri kita sendiri. Kita berhak memilih dan juga berhak memutuskan yang terbaik buat kita.

Kami tidak meminta uang anda atau segala jenis bantuan sukarelawan. Tapi Saat ini kami meminta komitment anda. Sebuah komitment yang menyatakan bahwa anda setuju untuk menghindari narkoba.Dengan ini maka anda tidak saja membantu kami menciptakan sebuah komunitas bebas narkoba tapi juga membuat sebuah dunia yang jauh lebih baik. Dimana terdapat masa depan buat generasi muda bangsa kita.Terima Kasih atas partisipasi anda.
|
tersenuyumlah kau puja'ankubahagialah kau ke kasihkukarena hanya semua ituyang bisa tenangkan hatikudekap Erat tubuhku dan rasakan betapa aku menyayangimubiarkanlah jiwaku menyentuh relung hatimukarena kau adalah sayangkuaku takut...jika mentari tak lagi terbit dan malam tak lagi menyapa duniaaku takut...jika esok tak menyapa duniadan kita tak lagi bersamatak ada lagi cerita canda dan tangistak ada lagi kata yang bisa membuat dunia tertawaaku takut...jika aku harus kehilanganmukarena aku sangat mencintaimuaku berharap kau slalu bersamaku slamanya
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates